IPTEK Lingkungan Dalam pengolahan sampah

http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSDk2xrW73nbhBvuJG2-RncjVx9Yk3fDzyjMbReBvfX_LojJNSwz_uij1g
 






Iptek Lingkungan ialah teknologi yang berkaitan dengan pemanfaatan dalam kaitannya dengan manjemen lingkungan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tersusun sistematis dengan metode tertentu untuk menjelaskan gejala-gejala tertentu pada bidang iptek terhadap linkungan tanpa merusak keseimbangan lingkungan . Upaya pelestarian lingkungan tidak hanya diperlukan saat pembukaan lahan dan penata gunaan tanah. Juga selama kegiatan pembudidayaan sampai ke pengolahan hasil. Pelestarian lingkungan pada semua tahapan produksi perlu menjadi tekad masyarakat, terlebih dalam menghadapi semakin nyaringnya tuntutan pada “produksi hijau”. Selain itu, tekad masyarakat melestarikan lingkungan dapat menjadi perisai terhadap kecaman tentang kerusakan lingkungan perkebunan.

Iptek Lingkungan meliputi:
1.       Pengolahan Sampah.
2.       Pengolahan Limbah.
3.       Konservasi Lingkungan.
4.       Badan Pertanian Teknologi bibit & benih, Rekayasa Genetika.


·        Pengolahan sampah

Sampah memang menjadi masalah di kota - besar di seluruh dunia. Khususnya di indonesia seperti menumpuknya sampah dijalan - jalan protokol kota bandung. Belum lagi konflik antara pemerintah dengan warga masyarakat yang lokasinya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA).
Tumpukan sampah yang setiap hari bertambah satu hingga 1,5 ton, mulai teratasi menyusul beroperasinya pengelolaan sampah terpadu terutama Jakarta, pengelolaan sampah terpadu mampu mengurangi limbah rumah tangga hingga 60-65 persen, sedangkan 35-40 persen sisanya diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Pengelolaannya harus melibatkan semua warga, oleh karena itu, rumah tangga harus melakukan pemilahan sampah menjadi tiga bagian, yaitu sampah organik (basah) (sisa makanan, sayur), kering (kertas, dus, botol), dan limbah berbahaya seperti aki dan baterai bekas, sprayer insektisida, serta pembalut wanita.
Di negara negara maju seperti Denmark, Swis, Amerika dan Prancis. Mereka telah memaksimalkan proses pengolahan sampah. Tidak hanya mengatasi bau busuk saja tapi sudah merobah sampah - sampah ini menjadi energi listrik. Khusus di Denmark 54 % sampah di robah menjadi energi listrik.

Teknologi pengolahan sampah ini untuk menjadi energi listrik pada prinsinya sangat sederhana sekali yaitu:
  • Sampah di bakar sehingga menghasilkan panas (proses konversi thermal)
  • Panas dari hasil pembakaran dimanfaatkan untuk merubah air menjadi uap dengan bantuan boiler
  • Uap bertekanan tinggi digunakan untuk memutar bilah turbin
  • Turbin dihubungkan ke generator dengan bantuan poros
  • Generator menghasilkan listrik dan listrik dialirkan kerumah - rumah atau ke pabrik.

Pengelolaan dan pengolahan sampah merupakan salah satu hal yang penting dalam memperbaiki dan melestarikan lingkungan. Lingkungan yang bersih dapat terjadi jika masyarakat yang merupakan peran penting dalam sistem ini dapat aktif melakukan pengelolaan dan pengolahan sampah.

Sampah – sampah yang terdapat di masyarakat dapat dibagi menjadi 2 jenis, yiatu:

1.     Sampah Organik
Sampah organik merupakan sampah yang mudah membusuk, biasanya berasal dari sisa makanan dan dedaunan.
2.     Sampah Anorganik
Sampah anorganik merupakan sampah yang tidak mudah membusuk, biasanya plastik (kresek), botol minuman, sabun mandi, kardus, kertas tissue dan arsip. Sampah anorganik yang dipilah harus kering untuk menghindari bau tidak sedap. Bau tidak sedap dapat terjadi dikarenakan sampah yang basah dan dibiarkan lama, sehingga banyak kuman dan bakteri yang menempel pada sampah basah dan menyebabkan sampah anorganik menjadi bau. Pengelolaan sampah merupakan tahap pertama sebelum diadakan pengolahan sampah. Oleh karena itu, perlunya perancangan yang baik dalam membuat sistem pengelolaan dan pengolahan sampah.

Perancangan sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di Dusun Jowah:
1. Observasi lingkungan dan kebiasaan masyarakat,
2. Evaluasi hasil observasi,
3. Diskusi dengan para penggerak pengelolaan sampah (pemuda – pemudi),
4. Evaluasi hasil diskusi,
5. Diskusi dengan para petinggi pedukuhan,
6. Evaluasi hasil diskusi,
7. Sosialisasi dan pelatihan pemilahan dan pengolahan sampah  ke masyarakat,
8. Perancangan sistem pengelolaan sampah oleh penggerak,
9. Pelaksanaan perancangan oleh masyarakat.

Perancangan sistem pengolahan sampah:
1. Evaluasi hasil sistem pengelolaan sampah,
2. Diskusi dengan para penggerak dan petinggi pedukuhan,
3. Evaluasi hasil diskusi,
4. Perancangan sistem pengelolaan sampah oleh penggerak,
5. Pelaksanaan perancangan oleh masyarakat

Sampah yang telah dikelola dengan baik dapat diuangkan dengan menjual ke pengepul terdekat, tapi hal ini juga harus didiskusikan dengan para penggerak dan petinggi pada pedukuhan tersebut.
Sistem Pengelolaan dan Pengolahan Sampah

Diharapkan dengan adanya kerjasama antar elemen masyarakat, permasalahan sampah mampu dikelola dengan mandiri. Tidak ada lagi sampah yang dibuang di lahan kosong, dibakar, maupun dibuang di sungai.
Pemilahan Sampah

Sosialisasi ke pemuda

Sosialisasi ke ibu-ibu



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar