Tanah Longsor
Bencana alam terkadang sulit untuk diprediksi kapan akan terjadi. Sehingga
perlu adanya usaha preventif sebelum bencana itu tejadi. Bencana tanah longsor
juga seperti itu tidak dapat diprediksikan. namun bencana ini dapat terjadi
karena alam dan juga karena ulah manusia. Manusia menjadi fakor dominan yang
menyebabkan terjadinya tanah longsor. Sebagai contoh banyak lahan-lahan miring
diperbukitan yang dijadikan atau didirikan bangunan sehingga terjadi tanah
longsor. Baru-baru ini Trangkil, daerah atas kota Semarang terjadi longsor yang
menjadikan satu Rt kehilanagn tempat tinggalnya. Hal ini dirasa tidak
mengherankan dikarenakan melihat letak goegrafisnya yang berada dilereng-lereng
perbukitan, menjadikan daerah ini rawan longsor. Musim hujan sangat berpotensi
menimbulkan longsor, karena melalui tanah yang merekah air akan masuk dan
terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral.
Penyebab terjadinya Tanah Longsor
Tanah longsor atau dalam bahasa inggris disebut Landslide, adalah
perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah atau
material campuran tersebut, bergerak kebawah atau keluar lereng. Pada
prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar
daripada gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan
dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut
lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya tanah longsor tersebut yaitu :
ü Hujan
Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November karena
meningkatnya intensitas curah hujan. Musim kering yang panjang akan menyebabkan
terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Hal itu mengakibatkan
munculnya pori-pori atau rongga tanah hingga terjadi retakan dan merekahnya
tanah permukaan.
Ketika hujan, air akan menyusup ke bagian yang retak sehingga tanah dengan
cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan, intensitas hujan yang tinggi
biasanya sering terjadi, sehingga kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam
waktu singkat.
Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor, karena melalui tanah
yang merekah air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga
menimbulkan gerakan lateral. Bila ada pepohonan di permukaannya, tanah longsor
dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga akan
berfungsi mengikat tanah.
ü Lereng terjal
Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang
terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin.
Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 180 apabila ujung
lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.
ü Tanah yang kurang padat dan tebal
Jenis tanah yang
kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan lebih dari
2,5 m dan sudut lereng lebih dari 220. Tanah jenis ini memiliki potensi untuk
terjadinya tanah longsor terutama bila terjadi hujan. Selain itu tanah ini
sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek terkena air dan
pecah ketika hawa terlalu panas.
ü Batuan yang kurang kuat
Batuan endapan gunung api dan batuan sedimen berukuran pasir dan campuran
antara kerikil, pasir, dan lempung umumnya kurang kuat. Batuan tersebut akan
mudah menjadi tanah bila mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan terhadap
tanah longsor bila terdapat pada lereng yang terjal.
ü Jenis tata lahan
Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan,
dan adanya genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya
kurang kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan
jenuh dengan air sehingga mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah
perladangan penyebabnya adalah karena akar pohonnya tidak dapat menembus bidang
longsoran yang dalam dan umumnya terjadi di daerah longsoran lama.
ü Getaran
Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempabumi, ledakan, getaran
mesin, dan getaran lalulintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah
tanah, badan jalan, lantai, dan dinding rumah menjadi retak.
Akibat susutnya muka air yang cepat di danau maka gaya penahan lereng
menjadi hilang, dengan sudut kemiringan waduk 220 mudah terjadi longsoran dan
penurunan tanah yang biasanya diikuti oleh retakan.
ü Adanya beban tambahan
Adanya beban tambahan seperti beban bangunan pada
lereng, dan kendaraan akan memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor,
terutama di sekitar tikungan jalan pada daerah lembah. Akibatnya adalah sering
terjadinya penurunan tanah dan retakan yang arahnya ke arah lembah.
ü Pengikisan/erosi
Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu
akibat penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi
terjal.
ü Adanya material timbunan pada tebing
Untuk mengembangkan dan memperluas lahan pemukiman umumnya dilakukan
pemotongan tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunan pada lembah tersebut
belum terpadatkan sempurna seperti tanah asli yang berada di bawahnya. Sehingga
apabila hujan akan terjadi penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan
tanah.
ü Bekas longsoran lama
Longsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah terjadi pengendapan
material gunung api pada lereng yang relatif terjal atau pada saat atau sesudah
terjadi patahan kulit bumi.
Bekas longsoran lama memilki ciri :
§ Adanya tebing terjal yang panjang melengkung membentuk
tapal kuda
§ Umumnya dijumpai mata air, pepohonan yang relatif tebal
karena tanahnya gembur dan subur
§ Daerah badan longsor bagian atas umumnya relatif landai
§ Dijumpai longsoran kecil terutama pada tebing lembah
§ Dijumpai tebing-tebing relatif terjal yang merupakan bekas
longsoran kecil pada longsoran lama
§
Adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung)
Bidang tidak sinambung ini memiliki cirri :
o Bidang perlapisan batuan
o Bidang kontak antara tanah penutup dengan
batuan dasar
o Bidang kontak antara batuan yang retak-retak
dengan batuan yang kuat
o Bidang kontak antara batuan yang dapat
melewatkan air dengan batuan yang tidak melewatkan air (kedap air).
o Bidang kontak antara tanah yang lembek
dengan tanah yang padat
Bidang-bidang tersebut merupakan bidang
lemah dan dapat berfungsi sebagai bidang luncuran tanah longsor.
ü Penggundulan hutan
Tanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang relatif gundul dimana
pengikatan air tanah sangat kurang.
ü Daerah pembuangan sampah
Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam jumlah
banyak dapat
mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah dengan guyuran hujan, seperti yang
terjadi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Leuwigajah di Cimahi. Bencana ini
menyebabkan sekitar 120 orang lebih meninggal.
Proses Terjadinya Tanah Longsor
Tanah longsor adalah
perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah,
atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses
terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut. Air yang meresap ke
dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah
kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan
tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.
Gejala Umum Tanah Longsor
·
Munculnya
retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.
·
Biasanya terjadi
setelah hujan.
·
Munculnya mata
air baru secara tiba-tiba.
·
Tebing rapuh dan
kerikil mulai berjatuhan.
.
Dampak bencana
tanah longsor
1. Korban jiwa
Kebanyakan
bencana alam yang terjadi dinegeri ini memakan korban jiwa. Begitu juga bencana
tanah longsor. bencana tanah longsor memakan korban karena biasanya terjadi
pada saathujan deras. Sudah tentu pada saat hujan deras orang-orang sedang
berkumpul dirumah. Sedangkan itu bencana tanah longsor datang tiba-tiba.
.
2. Rusaknya
infrastuktur
Tanah longsor
juga mengakibatkan rusaknya infrstuktur yaitu pemukiman penduduk. Pemukiman
penduduk pastinya akan mengalami rusak yang parah.bahkan tanah longsor juga
mengakibatkan rusaknya jalan dan jembatan yang menuju arah terjadinya tanah
longsor. hal ini juga menjadi kendala pada saat evakuasi korban.
Selain itu dampak
dari tanah longsor yaitu rusaknya sarana kesehatan, pendidikan dan tempat
peribadatan. Jika dihitung materinya maka bencaa ini selain memakan korban jiwa
juga merugikan dalam hal materi terutama bagi masyarakat sekirat tanah longsor.
3. Rusaknya sumber
mata pencaharian warga
Yang dimaksud
rusaknya sumber mata pencaharian warga yaitu kebanyakan warga yang berada
dilereng gunung mereka bekerja dibidang pertaian, peternakan, pehutanan dan
perkebunan. Dengan adanya bencana tanah longsor itu, sudah tentu
lahan yang mereka gunakan untuk becocok tanam, baternak, berkebun rusak karena
bancana tanah longsor ini.
Warga sekitar
menjadi kehilangan mata pencaharianna sehari-hari. Selain lahan mereka rusak
merekapun tidak bisa menikmati hasil panennya. Bahkan bagi peternak merekapun
harus rela kehilangan hewan ternaknya.
4. Buruknya
sanitasi lingkungan
Akibat tanah
longsor menjadikan sanitasi lingkungan buruk. Terutama pada saat bencana
tanah longsor saluran air bersih menjadi terputus. Padahal air
adalah hal yang sangat mendukung kehidupan manusia atau sangat penting sekali.
Solusi terhadap
bencana tanah longsor
Solusi terhadap
bencana longsor melalui empat pilar utama :
ü Departemen pendidikan nasional
Departemen
pendidikan nasional sudah semestinya tanggap dalam berbagai masalah yang
terjadi dimasyarakat, begitu pula dengan berbagai bencana yang terjadi.
Akhir-akhir ini banyak terjadi bencana tanah longsor yang disebabkan berbagai
hal, seperti hujan, penggundulan lahan, dan lain sebagainya. Adapun hal yang
dapat dilakukan pemerintah dalam hal ini Departemen pendidikan yaitu :
ü Instansi Pemerintah
( Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Peran Badan Penanggulangan Bencana dalam menanggulangi
bencana
ü Balai Bumi Pekemahan
Balai Bumi
Perkemahan menyediakan bibit-bibit yang dapat digunakan masyarakat untuk
menanam pada daerah yang berpotensi longsor, misalnya di lereng dekat
pemukiman atau rumah warga.
ü Lembaga Swadaya Masyarakat
Masyarakat
bekerja sama dalam memelihara lingkungan, misalnya bersama-sama menanam tanaman
pada tanah yang berpotensi longsor dengan pohon yang akar-akarnya kuat sehingga
tetap menjaga kestabilan tanah, selain itu dapat juga dibentuk terassering dan
ditanami tanaman-tanaman yang dapat dikonsumsi warga atau dapat dimanfaatkan
sebagai sumber daya alamnya.
ü Lembaga hokum
Membentuk
peraturan mengenai kewajiban menjaga lingkungan serta dibentuknya peraturan
yang memuat hukuman bagi masyarakat yang merusak lingkungan baik itu menebang
pohon secara liar, membuang sampah sembarangan, mengalih fungsikan lahan, dan
kegiatan lainnya yang berpotensi pada kerusakan lingkungan.
sumber