Suatu negara memberlakukan harga produk untuk barang import lebih mahal dari pada harga produk dalam negeri untuk membangun kemandirian negara di bidang ekonomi
08.45 |
Suatu negara
memberlakukan harga produk untuk barang import lebih mahal dari pada harga
produk dalam negeri untuk membangun kemandirian negara di bidang ekonomi
Bagaimana
suatu negara memberlakukan harga produk untuk barang import lebih mahal dari
pada harga produk dalam negeri untuk membangun kemandirian negara di bidang
ekonomi ?
Banyak orang mengatakan harga produk
di Indonesia lebih mahal dibandingkan dengan harga produk yang ada di luar
Negeri pada barang-barang tertentu padahal untuk satu merk yang sama, mengapa
demikian ? Kita tahu di Indonesia ini jika barang yang di import jauh lebih
mahal di bandingkan barang yang dihasilkan dari orang-orang Indonesia?
karena untuk memasuki suatu negara
barang-barang import tersebut harus melewati beberapa instansi yang berwenang,
kalau harga yang mahal itu karena untuk barang-barang import harus membayar
pajak import, kalau produk yang dibuat oleh tangan-tangan masyarakat memang
cukup mahal dikarenakan suatu negara barang import itu tidak memiliki stok
barang dibalik mereka juga tidak memiliki pekerja yang banyak untuk
menghasilkan produk yang banyak selain itu pula bahan baku untuk produk
tertentu biasanya tidak memiliki cadangan yang cukup banyak sehingga harga
produk local bisa lebih tinggi dibandingkan dengan produk luar negeri.
Contohnya
Ekspor menjadi perhatian dalam
memacu pertumbuhan ekonomi seiring dengan berubahnya strategi
industrialisasi-dari penekanan pada industri substitusi impor ke industri
promosi ekspor.Konsumen dalam negeri membeli barang impor atau konsumen luar
negeri membeli barang domestik,menjadi sesuatu yang sangat lazim.Persaingan
sangat tajam antarberbagai produk.Selain harga,kualitas atau mutu barang
menjadi faktor penentu daya saing suatu produk
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Oktober
2008 mencapai USD118,43 miliar atau meningkat 26,92 persen dibanding periode
yang sama tahun 2007, sementara ekspor nonmigas mencapai USD92,26 miliar atau
meningkat 21,63 persen. Sementara itu menurut sektor, ekspor hasil pertanian,
industri, serta hasil tambang dan lainnya pada periode tersebut meningkat masing-masing
34,65 persen, 21,04 persen, dan 21,57 persen dibandingkan periode yang sama
tahun sebelumnya.Adapun selama periode ini pula, ekspor dari 10 golongan barang
memberikan kontribusi 58,8 persen terhadap total ekspor nonmigas. Kesepuluh
golongan tersebut adalah, lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral,
mesin atau peralatan listrik, karet dan barang dari karet, mesin-mesin atau
pesawat mekanik. Kemudian ada pula bijih, kerak, dan abu logam, kertas atau
karton, pakaian jadi bukan rajutan, kayu dan barang dari kayu, serta timah.
Selama periode Januari-Oktober 2008, ekspor dari 10
golongan barang tersebut memberikan kontribusi sebesar 58,80 persen terhadap
total ekspor nonmigas. Dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 golongan barang
tersebut meningkat 27,71 persen terhadap periode yang sama tahun 2007.
Sementara itu, peranan ekspor nonmigas di luar 10 golongan barang pada
Januari-Oktober 2008 sebesar 41,20 persen.Jepang pun masih merupakan negara
tujuan ekspor terbesar dengan nilai USD11,80 miliar (12,80 persen), diikuti
Amerika Serikat dengan nilai USD10,67 miliar (11,57 persen), dan Singapura
dengan nilai USD8, 67 miliar (9,40 persen).Peranan dan perkembangan ekspor
nonmigas Indonesia menurut sektor untuk periode Januari-Oktober tahun 2008
dibanding tahun 2007 dapat dilihat pada. Ekspor produk pertanian, produk
industri serta produk pertambangan dan lainnya masing-masing meningkat 34,65
persen, 21,04 persen, dan 21,57 persen.
Dilihat dari kontribusinya terhadap ekspor keseluruhan
Januari-Oktober 2008, kontribusi ekspor produk industri adalah sebesar 64,13
persen, sedangkan kontribusi ekspor produk pertanian adalah sebesar 3,31
persen, dan kontribusi ekspor produk pertambangan adalah sebesar 10,46 persen,
sementara kontribusi ekspor migas adalah sebesar 22,10 persen.Kendati secara
keseluruhan kondisi ekspor Indonesia membaik dan meningkat, tak dipungkiri
semenjak terjadinya krisis finansial global, kondisi ekspor Indonesia semakin
menurun. Sebut saja saat ekspor per September yang sempat mengalami penurunan
2,15 persen atau menjadi USD12,23 miliar bila dibandingkan dengan Agustus 2008.
Namun, secara year on year mengalami kenaikan sebesar 28,53 persen.
Referensi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar