Embargo
Ekonomi
Embargo ekonomi
adalah pelarangan perdagangan atau aktivitas ekspor impor dengan sebuah negara.
Ekspor Impor adalah pembatasan perdagangan atau aktivitas ekspor impor dengan
sebuah negara. Positifnya dari embargo ekonomi adalah negara tersebut dapat
belajar memproduksi kebutuhan negaranya dengan mandiri tanpa bergantung dengan
negara lain. Negatifnya adalah negara tersebut akan mempunyai hubungan yang
buruk dengan negara yang diembargo. Positifnya dari ekspor impor adalah negara
dapat memajukan produksi dalam negerinya karena pesaing dari luar negeri
berkurang. Negatifnya adalah harga barang yang dibatasi akan melambung karena
keterbatasannya barang tersebut.
Contoh Kasus Embargo Ekonomi Suatu Negara Iran
Iran tampaknya menggunakan segala
cara untuk merepresi dan memaksakan kehendak pada dunia Muslim. Salah satunya
adalah sanksi ekonomi. Memang kelihatannya bentuk embargo ini tidak lebih
mengerikan daripada intervensi bersenjata, tetapi sejatinya dampaknya bisa
sangat mengerikan bagi negara yang terkena sanksi ekonomi Barat tersebut.
Enam tahun yang lalu, ketika
Amerika dan Eropa melakukan langkah embargo ekonomi untuk menekan Iran,
dampaknya masih belum begitu besar bagi negeri mullah ini karena cadangan
devisa mereka amat tinggi. Bisa dikatakan bahwa secara taktis, strategi embargo
ekonomi Barat terhadap Iran tidak berjalan efektif. Tetapi dalam beberapa
tahun ini, dampaknya bagi Iran sungguh mengenaskan.
Pada awal Oktober ini, nilai
Rial Iran turun sampai ke level 40%. Harga kebutuhan pokok, seperti susu, roti,
yoghurt beras, dan sayuran, setidaknya telah dua kali lipat sejak awal tahun
lalu. Daging ayam yang merupakan salah satu kebutuhan pokok rakyat Iran telah
menjadi begitu langka. Rakyat Iran benar-benar dibuat menderita oleh sanksi
ekonomi Barat. Pada tanggal 3 Oktober terjadi kerusuhan di Teheran yang dipicu
oleh keruntuhan nilai Rial Iran. Bazaar Utama di Teheran tidak ada yang berani
membuka lapak. Pengangguran diperkirakan meningkat sekitar tiga kali lebih
tinggi dari tingkat resmi 12% yang ditentukan pemerintah Teheran.
Jutaan pekerja pabrik tidak
terampil berada di bawah garis kemiskinan. Pengangguran Pervasif, inflasi,
kekurangan obat-obatan, dan bahkan kerusuhan pangan telah dilaporkan di berbagai tempat di
Iran.Rep Brad Sherman dalam konteks sanksi terhadap Iran juga tidak bisa
membantah bahwa secara tidak langsung, Barat justru telah melukai hati rakyat
Iran. Bahkan lebih jauh lagi, dia mengaku bahwa dampak sanksi ekonomi ini akan
menghancurkan rakyat Iran. Ini membuktikan bahwa sanksi ekonomi terhadap
negara-negara Muslim menyebabkan massa penderitaan manusia yang mengerikan.
Pada tahun 2006, Dov Weisglass,
pejabat senior Israel secara jujur menggambarkan tujuan blokade
bangsanya terhadap Gazaadalah Ide untuk menempatkan Palestina pada kondisi
hidup segan mati tak mau. Memang Dov Weisglass berkilah bahwa sanksi blokade
terhadap Gaza bukan untuk membuat rakyak Palestina mati kelaparan, tetapi
paling tidak dampaknya rakyat Gaza terutama usia rentan kesehatan (anak-anak
dan orang tua) akan mati pelan-pelan.
Masih ingat kasus sanksi
ekonomi Barat di Irak? Dampaknya sangat mengerikan. Lebih dari setengah juta
anak-anak mati mengenaskan akibat embargo brutal ini. Terus bagaimana dengan
reaksi Barat atas hal ini? Menteri Luar Negeri Madeleine Albright – ketika
ditanya wartawan pada tahun 1996 tentang perasaannya terhadap hilangnya nyawa
500.000 lebih anak-anak rak sebagai akibat dari sanksi ekonomi Barat. Dengan
senyum simpul dan sangat tenang dia menjawab. \”Saya pikir ini adalah pilihan
yang sangat sulit, tapi itu adalah harga yang layak dibayar oleh rakyat Irak\”.
kejamnya perempuan berkuasa ini.
Saking tidak kuasanya melihat
penderitaan rakyat Irak akibat sanksi Barat tersebut, Denis Halliday, mengundurkan
diri dari PBB sebagai protes, dan mengatakan bahwa kebijakan sanksi ekonomi
Barat terhadap negara-negara muslim sudah memenuhi definisi formal dari
\”genosida\”. Inilah salah satu
ucapannya yang menyedihkan
sambil tak kuasa menitikkan airmata:
\”Kita sekarang di sana. Menyaksikan langsung dan secara kasat mata
terlihat bukti bahwa sanksi ekonomi Barat terbukti bertanggung jawab untuk
membunuh banyak orang, menghancurkan keluarga mereka, anak-anak mereka. Mereka
semua mati perlahan-lahan karena kekurangan obat-obatan dasar. Kami berada di
sana. Tak berdaya membiarkan anak-anak mati saat dilahirkan. Itu dilakukan
semua oleh kita (Barat) hanya demi menghukum kesalahan seorang Saddam Hussein
ketika menyerang Kuwait. \”
Murtaza Hussain dari Al-Jazeera
telah mendokumentasikan berbagai penderitaan dari 26 juta warga Irak oleh
sanksi ekonomi Barat. Sungguh kerusakannya tidak kalah mengerikan dari
intervensi militer, bahkan dari seluruh peperangan yang pernah terjadi dalam
sejarah.
Bahkan, Pada tahun 2001, penulis
Chuck Sudetic melaporkan hasil kunjungannya ke Irak bahwa sanksi ekonomi yang
dipimpin AS telah membunuh jutaan warga sipil. Pembantaian ini jauh lebih
mengerikan daripada bom kimia, biologi, atau senjata nuklir yang pernah
digunakan dalam sejarah manusia\”.Dan sekarang, tragedi yang sama
sengaja diputar ulang pada rakyat Iran. sedang diputar sengaja, hanya kali ini
target adalah penduduk Iran. Taruh kata elit Iran salah, karena dituduh
berambisi dalam pengembangan senjata nuklir. Apakah dengan begitu, rakyat Iran
harus ikut menanggung akibat yang sangat mengerikan dari embargo Barat terkini
yang diterapkan pada Iran? Kondisi Rial Iran dalam minggu terakhir ini semakin
mengenaskan. Nilainya telah terjun bebas sebesar 75% dari awal tahun lalu. Dan
di minggu terakhir ini sudah terjun bebas lagi sebesar 60% dari minggu
kemarin.Sasaran Barat dengan dengan embargo ekonomi ini adalah untuk memaksa
turunnya Ahmadinejad yang begitu sangat dibenci Israel dan Barat. Apakah itu
bisa berjalan efektif? Mari kita lihat lagi ke sejarah sebelumnya. Dengan
embargo ekonomi yang sangat mengerikan oleh Barat pada Irak, ternyata tidak
mampu memaksa Saddam Husein untuk lengser. Dan akhirnya harus di intervensi
secara militer untuk menghancurkan rejim Saddam. Jangan tanya lagi berapa
jumlah korban tak berdosa.
Referensi
0 komentar:
Posting Komentar